4 Desember 2010

T.T

hanya tak ingin terjebak dalam kotak kacaku sendiri.
sementara kapal kita terus berlayar dan hanya berputar-putar tanpa tujuan.

tak ingin mematahkan lebih banyak sayap, maka ku patahkan sayapku sendiri.
meski akhirnya aku tetap bisa terbang, namun aku enggan.
karna aku lelah.

maka ku biarkan kapal ini berlayar tanpa nahkoda.
terus berputar dan berputar tanpa arah.
dan terus ku biarkan sayapku patah...

am I love him?

Hatiku dibolak-balik.
tapi, kenapa juga harus sama dia?

Affection, Love, Obsession?
aku udah nemuin jawabannya, tapi kenapa masih ttep gg yakin?

am I love him?

14 Juli 2010

a regret

Some hurt just can’t heal
It’s getting harder for me to deal
Then if second chance is real
I’ll tell U exactly what I feel
There’s a love in my heart … that never reveal …
… Alva ; Relasivitas ED ; a regret ; to Alira
                                 

17 Juni 2010

Sekalipun cinta telah kuuraikan
Dan kujelaskan panjang lebar
Namun jika cinta kudatangi
Aku jadi malu pada keteranganku sendiri
Meskipun lidahku telah mampu
Menguraikan dengan terang
Namun tanpa lidah,
Cinta ternyata lebih terang
Sementara
Pena begitu tergesa-gesa menuliskannya
Kata-kata pecah berkeping-keping
Begitu sampai kepada cinta
Dan dalam menguraikan cinta,
Akal terbaring tak berdaya
Bagaikan keledai terbaring dala lumpur
Cinta sendirilah yang menerangkan cinta
Dan percintaan

(Novel Ketika Cinta Bertasbih 2 halaman 69)
:: sebuah puisi dari Rumi dalam 'Diwan Shamsi Tabriz' :: 

6 April 2010

Antara Sanguinis, Melankolis, Plegmatis dan Koleris

Tahu nggak, kalo di dunia psikologi nih, dikenal ada 4 tipe kepribadian. Sanguinis, Melankolis, Plegmatis sama Koleris.Ada juga yang lagsung mengkategorikan sesuai dengan sifat dominan masing-masing, Sanguinis-Populer, Melankolis-Sempurna,Plegmatis-Damai, & Koleris-Kuat. Trus kamu termasuk yang mana?
Baca terus ya..


SANGUINIS umumnya punya
Kekuatan :
* Suka bicara
* Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
* Antusias dan ekspresif
* Ceria dan penuh rasa ingin tahu
* Hidup di masa sekarang
* Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
* Berhati tulus dan kekanak-kanakan
* Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
* Umumnya hebat di permukaan
* Mudah berteman dan menyukai orang lain
* Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
* Menyenangkan dan dicemburui orang lain
* Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
* Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan
* Menyukai hal-hal yang spontan


Kelemahan : 
* Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
* Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
* Susah untuk diam
* Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-Gank)
* Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
* RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)
* Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
* Mudah berubah-ubah
* Susah datang tepat waktu jam kantor
* Prioritas kegiatan kacau
* Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
* Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
* Egoistis
* Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
* Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to earn/save money


kalau MELANKOLIS :
Kekuatan : 
* Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
* Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
* Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
* Sensitif
* Mau mengorbankan diri dan idealis
* Standar tinggi dan perfeksionis
* Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
* Hemat
* Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)
* Kalau sudah mulai, dituntaskan.
* Berteman dengan hati-hati.
* Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
* Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
* Sangat memperhatikan orang lain




Kelemahan:

* Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
* Mengingat yang negatif & pendendam
* Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
* Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
* Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
* Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan (if..if..if..)
* Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
* Hidup berdasarkan definisi
* Sulit bersosialisasi
* Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
* Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
* Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
* Memerlukan persetujuan


kalau PLEGMATIS :
Kekuatan :
* Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
* Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
* Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
* Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
* Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
* Penengah masalah yg baik
* Cenderung berusaha menemukan cara termudah
* Baik di bawah tekanan
* Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
* Rasa humor yg tajam
* Senang melihat dan mengawasi
* Berbelaskasihan dan peduli
* Mudah diajak rukun dan damai


Kelemahan :
* Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
* Takut dan khawatir
* Menghindari konflik dan tanggung jawab
* Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
* Terlalu pemalu dan pendiam
* Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
* Kurang berorientasi pada tujuan
* Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
* Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
* Tidak senang didesak-desak
* Menunda-nunda / menggantungkan masalah.


kalau KOLERIS :
Kekuatan : 
* Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
* Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
* Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
* Bebas dan mandiri
* Berani menghadapi tantangan dan masalah
* "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini".
* Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
* Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
* Membuat dan menentukan tujuan
* Terdorong oleh tantangan dan tantangan
* Tidak begitu perlu teman
* Mau memimpin dan mengorganisasi
* Biasanya benar dan punya visi ke depan
* Unggul dalam keadaan darurat


Kelemahan :
* Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
* Senang memerintah
* Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
* Menyukai kontroversi dan pertengkaran
* Terlalu kaku dan kuat/ keras
* Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
* Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
* Sering membuat keputusan tergesa-gesa
* Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
* Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
* Workaholics (kerja adalah "tuhan"-nya)
* Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
* Mungkin selalu benar tetapi tidak populer


Nah, skarang kamu yang mana? Sanguinis, Melankolis, Plegmatis, atau Koleris?
 

16 Februari 2010

OTW-> On The Way

Uwaahh…finally we left our blue school. Yeiyeiyy…!!! ><
It will be my best trip.

“Ayo semuanyaaa!!!” Wawan berdiri didepan dengan gitar mininya siap memmberi aba-aba, “Satu, Dua. Tiga! Disini senang, disana senang, dimana-mana hatiku senang..”

Wawan nyanyi dengan super PeDe diiringi gitar mininya dan suara amat-sangat-merdu-nya. Persis kayak orang lagi ngamen! Dan menurut aku, dari semua penampilannya –costume, music, voice & performance- yang paling bagus cuman topi yang bertengger dikepalanya. Dan lainnya… ehm,,, aku harus bilang ‘maaf, anda belum beruntung’. Pasti kamu udah bisa bayangin kan apa reaksi para ‘penghuni’ bus kita…

“Woooiii,,, turuuuun!!! Turuuunnn!!!”

“Baaah,,, ngapaain sih Lo?”

“Dieeemmm,,,,!!!!”

“Mo ngerusak kuping gue ya?”

Yah, pastinya serangkaian protes yang dibalut dengan kulit kacang crispy renyah kemudian digoreng dengan sorakan ‘Huuuu…!!!’ dari seantero penduduk bumi.

“iye, iye, ngaku aja kalo elo pada iri sama gue kan?” Wawan yang udah terlahir dengan sifat cuek-bebek  dan narsis abis sih tetep aja ngeyel. Untung ada Alex si pawang Wawan yang berhasil nenangin dia, kalo enggak, aku yakin dia udah dimangsa sama ‘harimau-harimau’ kelaparan.

And finally,,, bus kembali rame, namun lebih baik karna si Wawan udah berhasil dikendalikan. Aku tengok kanan-kiri. Ada yang dengerin i-pod, maen hape, ngobrol, baca komik, tidur, dan… eh? Chika kok diem aja? Biasanya kan dia yang paling heboh. Apa jangan-jangan sakit?

“Chik, kenapa, kok diem aja?”

“Eh? Enggak kok, cuman dikit pusing.”

“Kamu sakit ya?”

Chika diem. Aku coba periksa keningnya. Enggak panas. Aku pegang tangannya. Dingin…

“Chik?” She still said nothing. Oh God, Now, I’m totally scared.

“Chika? Please,,, say something!”

“I’m okay Ra, don’t worry…” dia tersenyum, mencoba tuk yakinkanku.

“Yakin nih?”

“Hundred percent!” Chika mengedipkan sebelah matanya, memberi isyarat I’m-okay-Ra.  Aku mengangkat sebelah alis mataku. Chika tersenyum simpul, “Just need sleep for a while.”

“Oh~ Okay.”

Aku membiarkannya tidur. Sepi, gak ada temen ngobrol. Untung aja aku bawa novel, so, aku baca-baca sambil dengerin i-pod kesayangan aku. Lumyan lah, daripada bengong kagak jelas.

Sepuluh-duapuluh menit, everything is ok.

Tiga puluh menit berikutnya aku mulai jenuh. Ternyata baca sambil naek bus naik-turun gunung gak asyik. Akhirnya akau putusin buat lihat pemandangan diluar, hal yang paling aneh buat Chika, tapi emang asyik buat aku.

“Ngapain liat keluar jendela? Kurang kerjan banget deh!” kata Chika waktu kita jalan-jalan ke kota JJ semester lalu.

“Yee… biarin! Kan lumayan bisa tau tempat-tempat yang belum pernah aku lihat, biar enggak kuper gitu…” kataku membela diri.

“Jiaahh,,, dasar kao! Aneh!”

Ya, dia selalu comment soal kebiasaanku yang dia kata ‘aneh’. Dan aku selalu punya argumentasi soal kebiasaan dan pendirianku.

Balik ke jalan. Ini benar-benar keren! Aku disuguhin pemandangan super keren dan udara super fresh. Tebing-tebing, lereng, kebun the, dan… Oops! Gak sengaja mataku menangkap sesosok manusia berjaket hitam lagi berhenti dipinggir jalan, bareng motor dan kawan-kawannya. Tampangnya rada imut dan sedikit preman, muka arab gitu, aku enggak bisa jelasin lebih spesifik karna aku enggak lihat dia dengan jelas. Yang jelas mata kami saling beradu untuk beberapa saat. Swear! Ini bener-bener enggak sengaja! Aku bener-bener enggak sengaja liat cowo arab itu. Sekali lagi, secara gak sadar, aku noleh kearahnya yang masih mematung ditepi jalan ngeliatin bus aku yang mulai menjauh.
         
.:~♥~:.

It’s cause of him

Pelan-pelan kubuka mataku, ragu-ragu kucoba melihat objek yang telah kutabtak -atau menabrakku- . Dari style pakaiannya sih, murid juga. Fyuuh…jadi lumayan lega. Tappiii,,, siapa ya? Loh, kok aku jadi dag-dig-dug.
Siapa sih? Eh, pake topi, mukanya enggak kelihatan. Siapa sih? Eh, noleh..

“UKYAAAA…!!!!! SETAAAANNNN…!!!”

“Setan, setan, elo tu yang setan! “ dia memukul kepalaku “makanya melek dong!”

“Eh,,, Gilang, maaf ya?”

“Maaf, maaf. Enak banget elo minta maaf.”

“Aku kan enggak sengaja,,,”

“Makanya dong, kalo jalan pake mata, melek! “

“Udah dong Lang, Tara kan udah minta maaf” Chika datang membela. Oh, Thank God, thanks Chika,,

“Tapi Ka..”

“Udah, pergi yuk Ra,” Chika menarikku pergi.

Kami diam beberapa saat, berjalan beriringan menuju taman belakang. Wajah Chika tak secerah pagi yang hangat. Tiba-tiba mukanya suram, apa karna Gilang?

“Kamu kenapa Ka?”

“Eh? Enggak knpa-knapa kok..” Chgika tersenyum, maksa.

“Udah lah, crita aja, knapa, ga usah pake senyum enggak ikhlas kaya gitu, maksa banget, gak enak lagi.”

“Kamu nih!” Chika mencubit lenganku.

Aku nyengir. Chika tiba-tiba berubah 360 derajat. Dia memainkan jari-jarinya, matanya menatap langit, seakan menonton film masa lalunya. Aku diam. Kami diam beberapa waktu, tak berkata apa-apa, sibuk dengan pikiran kami masing-masing.

“Kamu,,kenal Gilang?” Chika mulai memecah sunyi.

“Gilang? Bocah yang tadi?”

“Iya, kamu kenal?”

“Enggg… enggak juga sih, cuman tau nama ama kelasnya, kita satu tim di jurnalis..”

“Ohh…”

“Emang kenapa?”

“Enggak, cuman nanya aja.”

“Tapi kayaknya enggak gitu deh. Dia,,, Gilang itu siapa kamu? Kamu kenal kan?”

“Yah, temen SMP aku.”

“Wah,,, berarti kamu kenal dong.”

“Gitu deh…”

“Gilang nyebelin banget ya?”

“Nyebelin gimana Ra?”

“Yaa,,, gitu. Sok cakep, sok keren, sok cool, pokoknya nyebelin deh!”

“Masa sih? Emang iya ya? Kayaknya enggak juga deh. Kamu belum kenal aja siapa Gilang.”

“Emang sih,,, tapi ga kenal juga nggak masalah, aku males kenal sama orang aneh kaya dia. Heran deh, kok ada ya cewe yang suka sama dia? Heran deh!”

“Ahahaha… kamu lucu Ra!”

“kenapa?”

“kayaknya benci banget sama dia, awas loh, ntar bisa-bisa benci jadi cinta.”

“WHAT?! NO WAY ! THAT’S IMPOSSIBLE!!!”

“Anything possible Ra!”

Aku cemberut, ngambek, persis kaya anak kecil. Chika menarikku, “Udah, gak usah ngambek, ayo jalan, bentar lagi busnya mau berangkat.” Aku mengangguk. Akhirnya tanpa ba-bi-bu aku ngebuntut dibelakang Chika. Diam. It’s-cause-of-him.


.:~♥~:.

et School

“Hoaaaammm…” aku menguap berkali-kali, maklum, ngantuk euy! Subuh-subuh udah musti kumpul disekolah, mana rumah aku lumayan jauh lagi.

“PAGI RAAAA…!!!!! ”

Aku sedikit melompat karma terkejut dengan tepukan “cukup” keras dibahuku. Siapa sih pagi-pagi begini ngagetin orang? Mo ngajakin berantem apa? Aku menoleh ke yang empunya suara. Chika! Ya, ya, ya, siapa lagi kalo bukan dia. Chika Sagita, penghuni SMU AA yang hobi banget ngagetin orang. Langsung aja aku tampilin ekspresi paling serem, eh, malah cengar-cengir dia!

“Kenapa Chik?” sambutku dengan senyuman yang ME-NU-SUK.

“Eeehh… enggak,,, enggak,,, kok…” Chika salah tingkah.

“Enggak kenapa?” aku berjalan mendekatinya, satu-dua langkah dan kakinya mundur satu-satu. Chika mencoba tuk kabur, tapi tanganku telah beraksi dan Hap! Kudapatkan tasnya.

“Ehehe,,,” Chika cengengesan. Bikin tambah gemes orang aja nih anak!

“Nahh..mau apa sekarang, heh?”

“Mau…mau…mau KABUUURRR!!!!!!” Chika langsung ngeluarin jurus KABUR NO JUTSU andalannya.

“Heeehh,,,, mau kmana Ka?” langsung kubalas jurusnya dengan CUBIT NO JUTSU-ku, tentunya setelah kutangkap dia. Kalian tahu kan, kami lagi kejar-kejaran persis anak kecil. Tiba-tiba…

BRUUKKK!!!
Aww… lenganku sakit, sepert inya tubuhku menabrak sesuatu, umm… kayaknya manuusia deh, siapa? Siapa? Apa jangan-jangan guru?! Mampus gue!

.:~~:.

26 Januari 2010

WaterFallinLove

in this place

I see your face

I hear your voice

I see your smiles

and felt your heart

for the first time
and maybe it the last

but my heart wish
we can meet again

and when that time come,

I'll know your name

and I'll know you more

I wish it can come true..


the wind whispers gently

the bird sing the love song

do you feel what I feel ?

17 Januari 2010

Aku Benci Dia !

Aku bener-bener nggak suka sama dia. Sok cakep, sok keren, sok pinter dan sok kuasa. Ditambah lagi sikapnya yang super dingin, lengkaplah sudah. Heran deh, kok ada sih orang kaya gitu, nyebelin, gunung es jalan, hidup lagi!


Parahnya aku harus satu tim sama dia di OSIS. Oh My God ! Tiap sabtu pasti makan hati ! Kenapa sih ada orang super nyebelin kaya dia? Jadi ketua lagi. Kliatannya sih minta pendapat anggota, tapi pas aku kasih pendapat, eh… malah dicuekin. Seandainya ada award buat kategori ‘pembuat BeTe terbaik’ , aku yakin dia pasti jadi pemenagnya. Untungnya kita cumin ketemu seminggu sekali pas kumpulan OSIS, coba kalo kita temen sekelas, hampir bisa dipastikan aku bakal menderita *lebay*. Kaya hari sabtu kemarin, dia dengan entengnya nyuruh aku ngerjain tugasnya, mau nggak mau aku harus ngelembur ngerjainnya demi kelangsungan madding. Maklum, rubric ini paling ditunggu^^ sama pembaca kita.


“Lang, artikel buat edisi minggu depan udah siap kan?” tanyaku sebelum semua anggota berkumpul.

“Artikel apaan?” Jawabnya ketus. Sebeeelll !!!!

“Artikel buat madding minggu depan itu loh, kamu udah siapin?”

“Oh…” Gilang ber-Oh ria, “emang deadlinenya kapan?”

Ampun dah, nyantai amat nih bocah?! Mukanya Innocent lagi!

“Lang, kamu lupa ya? Deadlinenya kan minggu ini, kamu sendiri kan yang bilang?”

“Wah, sorry Ra, gue lupa. Elo bagian publikasi kan? Tolong elo bikin aja rubrik bagian gue, laen kali gue yang kerjain tugas elo. Okay?”

“Ta-tapi …”

“Makasih ya…” Gilang berlalu meninggalkanku. Huh! Rasanya ingin kutonjok mukanya. Sabar, sabar…

.:~~:.

Triagler


kimi wa dare to kisu wo suru
watashi soretomo ano ko
kimi wa dare to kisu wo suru
hoshi wo meguru yo junjou


yowamushi nakimushi tsurete
mada ikun da to omou watashi
aisuru yori motomeru yori
utagau hou ga zutto tayasui jibun ga kuyashii


itai yo
mikata dakedo aishitenai toka
mamoru dakedo soba ni irenai toka
nigai niritsuhaihan
imasugu tacchimi-
unmei naraba tsunagasete


kimi wa dare to kisu wo suru
watashi soretomo ano ko
kokoro yurasu kotoba yori
musekinin ni daite genkai


mousou wo sabaku okite
ushiro kara keriagetara
mukidashi no koi ni yoroketa
kokyuu dake de seiippai
mukae ni kite oboreteru kara


itai yo
maemuki na uso ma ni ukeru nowa
waratteru koe segamenai kara
mirai moteamashita
imasugu hold me
risei nante oshitaoshite


kimi wa dare to kisu wo suru
watashi soretomo ano ko
namida marude yakutatazu
hoshi wo kakeru yo junjou


kimi wa dare to kisu wo suru

kimi wa dare to kisu wo suru
watashi soretomo ano ko
tatta hitotsu inochi wo tate ni
ima furikazasu kanshou

14 Januari 2010

No Title

Friday morning, I reached my school at about six-fifteen. There’s still wasn’t anyone there. I walked to my classroom calmly. The door still closed, I opened is slowly. I saw him in the corner, reading a book. I sat on my chair and open my chemistry book. We have a test today and I’d better to study. I read it till he surprised me. He sat in front of me. I looked at him, and he gave me his best smile. You know, He always look so cute every time He smiling.

“ So, what is smile for? Something funny?” I asked him fiercely .

“uh.. nothing.” He answered.

“So, what’s wrong?” I asked him with my straight face.

“Just wanna say Good Morning ”. He answered and now with wider smile. I was a bit annoyed by his smile.

I sighed, stand up and walked out the class.

“Wait a minute!” He stopped me.

“What’s up?” I ask angrily.

“We need to talk.” He looked through the door.

“About what? We have no thing to talk.” I looked at his face, his eyes said “I’m sorry”.

“ Are you angry with me?”

“Nope.” I looked through the door, I still angry cause he break his promise to come to Lucy’s Birthday party, I know he didn’t wanna meet Lucy, his former girlfriend, “ May I go?” I asked.

“I want to talk with you, do you free this afternoon?” He looked at me.

“Yeah,”

“Good. I’ll wait on the hill behind school at 4.30.” He raised my hand, “ I hope you’ll come.” He let go off my hand and walk out. I was surprised and a bit curious with it.

4.30 pm.

I go to the hill behind the school, I saw he was standing on the top of hill, under a big tree. He was playing his violin, I can felt that He was crying. I felt a sadness around there. I don’t want to disturb him, I turned around and walked but his hand stopped me.

“ Don’t leave..” he hold my hand. I turned back and looked at his face, there’s a warm smile and made me felt safe.

“I wanna show you something.” He took me by the hand and we walked to the top of hill.

I was surprised when we reach the top. I can see the village clearly. I saw the mountain as a background of the village. The wind blew gently. I closed my eyes and felt the fresh air. I opened my eyes and looked at him, he was looked at me for long time, my face was blushing when he smiles to me. I was nervous a little.

“What’s wrong?” I asked him fiercely, hide my nervous.

“Uh, nothing. You’re look so beauty today,” He tried to hide his smile.

“ Really? So, what’s the meaning of that smile? Huh?” I started to attack him. He stay calm.

“Do you like this place?” He asked me.

“Yeah,” I answered fiercely, “ So, what do you want?”

“Uh, well…” He sighed.

“ Can you look at that place?” He pointed toward my home.

“Yeah.., I can see it clearly.”

“Do you know that place?” He asked me.

“Of course ! That’s my home!” I started angry.

“Ok... Ok…, you know, I can see what happened on your backyard from here.

He’s right, I can see my sister playing there.

“So?” I asked angrily.

“You know, I always standing here every day to watch what are you doing.” I looked at him, He still looked at my house.

“W-WHAT?! What do you want? Hah?” I was so angry, I wanna hit him.

“Calm down, I just watch you.” He tried to calm me down.

“What for?” I still angry.

“Cause I can see you for long time? Don’t you know that I always care of you everytime ?!” He said with angrily, but I know he just bluffing.

“Hey, what’s wrong with you?!” I getting cooler.

“Don’t you know that I always care with you? Don’t you know that I always missed you? Don’t you know that I really loved you? Don’t you know that I cant live without you? Hah?”

“W-what..” I’m speechless.

“Why you never try to listen to me? I always try, and you never give me a chance.” He sat under the tree, playing with his finger.

“What do you mean?” I sat beside him. I still can’t believe what I heard, but I still calm.

He looked at me, looked my eyes and said, “ I love you, Claire..”

I said nothing, looked at sky, it look so clear, the clouds playing around, want me to say “Yes Va, I love you too..”. The wind blew gently.

“Claire…” He called me.

“What?” I looked at him, smiling gently.

“You mad?” He looks so afraid.

“Nope.” I said fiercely.

“I-I’m sorry Claire, I didn’t mean that thing, I ..”

“Sssh…” I put my finger on his lips. “Don’t say anything, Va. Look at that cloud, Isn’t look so beauty?”

We gazed at the clouds in the sky. They looks so beautiful when they reddish. The wind whispers gently make me felt peaceful.

Lightlantern

11-01-2010

===============================================================This is my first short story in English. I’m sorry if this story not interested anymore and cause my English is not good, I know there’s so much mistake –especially in grammar- hope you can correct my mistake and give me suggestion.

Thanks for read it . .

Ini cerpen pertama –dari sekian banyak cerpen- Aya yang jadi, gat au kenapa yang jadi malah yang pake bahasa inggris, padahal bahasa inggris Aya berantakan. Jadi, kalo banyak kesalahan dan ceritanya ga asik mohon maaf, soalnya Aya baru belajar,,,

Mohon Kritik dan Sarannya ya..



4 Desember 2010

T.T

hanya tak ingin terjebak dalam kotak kacaku sendiri.
sementara kapal kita terus berlayar dan hanya berputar-putar tanpa tujuan.

tak ingin mematahkan lebih banyak sayap, maka ku patahkan sayapku sendiri.
meski akhirnya aku tetap bisa terbang, namun aku enggan.
karna aku lelah.

maka ku biarkan kapal ini berlayar tanpa nahkoda.
terus berputar dan berputar tanpa arah.
dan terus ku biarkan sayapku patah...

am I love him?

Hatiku dibolak-balik.
tapi, kenapa juga harus sama dia?

Affection, Love, Obsession?
aku udah nemuin jawabannya, tapi kenapa masih ttep gg yakin?

am I love him?

14 Juli 2010

a regret

Some hurt just can’t heal
It’s getting harder for me to deal
Then if second chance is real
I’ll tell U exactly what I feel
There’s a love in my heart … that never reveal …
… Alva ; Relasivitas ED ; a regret ; to Alira
                                 

17 Juni 2010

Sekalipun cinta telah kuuraikan
Dan kujelaskan panjang lebar
Namun jika cinta kudatangi
Aku jadi malu pada keteranganku sendiri
Meskipun lidahku telah mampu
Menguraikan dengan terang
Namun tanpa lidah,
Cinta ternyata lebih terang
Sementara
Pena begitu tergesa-gesa menuliskannya
Kata-kata pecah berkeping-keping
Begitu sampai kepada cinta
Dan dalam menguraikan cinta,
Akal terbaring tak berdaya
Bagaikan keledai terbaring dala lumpur
Cinta sendirilah yang menerangkan cinta
Dan percintaan

(Novel Ketika Cinta Bertasbih 2 halaman 69)
:: sebuah puisi dari Rumi dalam 'Diwan Shamsi Tabriz' :: 

6 April 2010

Antara Sanguinis, Melankolis, Plegmatis dan Koleris

Tahu nggak, kalo di dunia psikologi nih, dikenal ada 4 tipe kepribadian. Sanguinis, Melankolis, Plegmatis sama Koleris.Ada juga yang lagsung mengkategorikan sesuai dengan sifat dominan masing-masing, Sanguinis-Populer, Melankolis-Sempurna,Plegmatis-Damai, & Koleris-Kuat. Trus kamu termasuk yang mana?
Baca terus ya..


SANGUINIS umumnya punya
Kekuatan :
* Suka bicara
* Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
* Antusias dan ekspresif
* Ceria dan penuh rasa ingin tahu
* Hidup di masa sekarang
* Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
* Berhati tulus dan kekanak-kanakan
* Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
* Umumnya hebat di permukaan
* Mudah berteman dan menyukai orang lain
* Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
* Menyenangkan dan dicemburui orang lain
* Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
* Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan
* Menyukai hal-hal yang spontan


Kelemahan : 
* Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
* Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
* Susah untuk diam
* Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-Gank)
* Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
* RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)
* Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
* Mudah berubah-ubah
* Susah datang tepat waktu jam kantor
* Prioritas kegiatan kacau
* Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas
* Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya
* Egoistis
* Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
* Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to earn/save money


kalau MELANKOLIS :
Kekuatan : 
* Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
* Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
* Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
* Sensitif
* Mau mengorbankan diri dan idealis
* Standar tinggi dan perfeksionis
* Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
* Hemat
* Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)
* Kalau sudah mulai, dituntaskan.
* Berteman dengan hati-hati.
* Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
* Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
* Sangat memperhatikan orang lain




Kelemahan:

* Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
* Mengingat yang negatif & pendendam
* Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
* Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
* Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
* Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan (if..if..if..)
* Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
* Hidup berdasarkan definisi
* Sulit bersosialisasi
* Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
* Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
* Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
* Memerlukan persetujuan


kalau PLEGMATIS :
Kekuatan :
* Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
* Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
* Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
* Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
* Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi
* Penengah masalah yg baik
* Cenderung berusaha menemukan cara termudah
* Baik di bawah tekanan
* Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
* Rasa humor yg tajam
* Senang melihat dan mengawasi
* Berbelaskasihan dan peduli
* Mudah diajak rukun dan damai


Kelemahan :
* Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
* Takut dan khawatir
* Menghindari konflik dan tanggung jawab
* Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
* Terlalu pemalu dan pendiam
* Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
* Kurang berorientasi pada tujuan
* Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
* Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
* Tidak senang didesak-desak
* Menunda-nunda / menggantungkan masalah.


kalau KOLERIS :
Kekuatan : 
* Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
* Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
* Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
* Bebas dan mandiri
* Berani menghadapi tantangan dan masalah
* "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini".
* Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
* Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas
* Membuat dan menentukan tujuan
* Terdorong oleh tantangan dan tantangan
* Tidak begitu perlu teman
* Mau memimpin dan mengorganisasi
* Biasanya benar dan punya visi ke depan
* Unggul dalam keadaan darurat


Kelemahan :
* Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
* Senang memerintah
* Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
* Menyukai kontroversi dan pertengkaran
* Terlalu kaku dan kuat/ keras
* Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
* Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
* Sering membuat keputusan tergesa-gesa
* Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain
* Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
* Workaholics (kerja adalah "tuhan"-nya)
* Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
* Mungkin selalu benar tetapi tidak populer


Nah, skarang kamu yang mana? Sanguinis, Melankolis, Plegmatis, atau Koleris?
 

16 Februari 2010

OTW-> On The Way

Uwaahh…finally we left our blue school. Yeiyeiyy…!!! ><
It will be my best trip.

“Ayo semuanyaaa!!!” Wawan berdiri didepan dengan gitar mininya siap memmberi aba-aba, “Satu, Dua. Tiga! Disini senang, disana senang, dimana-mana hatiku senang..”

Wawan nyanyi dengan super PeDe diiringi gitar mininya dan suara amat-sangat-merdu-nya. Persis kayak orang lagi ngamen! Dan menurut aku, dari semua penampilannya –costume, music, voice & performance- yang paling bagus cuman topi yang bertengger dikepalanya. Dan lainnya… ehm,,, aku harus bilang ‘maaf, anda belum beruntung’. Pasti kamu udah bisa bayangin kan apa reaksi para ‘penghuni’ bus kita…

“Woooiii,,, turuuuun!!! Turuuunnn!!!”

“Baaah,,, ngapaain sih Lo?”

“Dieeemmm,,,,!!!!”

“Mo ngerusak kuping gue ya?”

Yah, pastinya serangkaian protes yang dibalut dengan kulit kacang crispy renyah kemudian digoreng dengan sorakan ‘Huuuu…!!!’ dari seantero penduduk bumi.

“iye, iye, ngaku aja kalo elo pada iri sama gue kan?” Wawan yang udah terlahir dengan sifat cuek-bebek  dan narsis abis sih tetep aja ngeyel. Untung ada Alex si pawang Wawan yang berhasil nenangin dia, kalo enggak, aku yakin dia udah dimangsa sama ‘harimau-harimau’ kelaparan.

And finally,,, bus kembali rame, namun lebih baik karna si Wawan udah berhasil dikendalikan. Aku tengok kanan-kiri. Ada yang dengerin i-pod, maen hape, ngobrol, baca komik, tidur, dan… eh? Chika kok diem aja? Biasanya kan dia yang paling heboh. Apa jangan-jangan sakit?

“Chik, kenapa, kok diem aja?”

“Eh? Enggak kok, cuman dikit pusing.”

“Kamu sakit ya?”

Chika diem. Aku coba periksa keningnya. Enggak panas. Aku pegang tangannya. Dingin…

“Chik?” She still said nothing. Oh God, Now, I’m totally scared.

“Chika? Please,,, say something!”

“I’m okay Ra, don’t worry…” dia tersenyum, mencoba tuk yakinkanku.

“Yakin nih?”

“Hundred percent!” Chika mengedipkan sebelah matanya, memberi isyarat I’m-okay-Ra.  Aku mengangkat sebelah alis mataku. Chika tersenyum simpul, “Just need sleep for a while.”

“Oh~ Okay.”

Aku membiarkannya tidur. Sepi, gak ada temen ngobrol. Untung aja aku bawa novel, so, aku baca-baca sambil dengerin i-pod kesayangan aku. Lumyan lah, daripada bengong kagak jelas.

Sepuluh-duapuluh menit, everything is ok.

Tiga puluh menit berikutnya aku mulai jenuh. Ternyata baca sambil naek bus naik-turun gunung gak asyik. Akhirnya akau putusin buat lihat pemandangan diluar, hal yang paling aneh buat Chika, tapi emang asyik buat aku.

“Ngapain liat keluar jendela? Kurang kerjan banget deh!” kata Chika waktu kita jalan-jalan ke kota JJ semester lalu.

“Yee… biarin! Kan lumayan bisa tau tempat-tempat yang belum pernah aku lihat, biar enggak kuper gitu…” kataku membela diri.

“Jiaahh,,, dasar kao! Aneh!”

Ya, dia selalu comment soal kebiasaanku yang dia kata ‘aneh’. Dan aku selalu punya argumentasi soal kebiasaan dan pendirianku.

Balik ke jalan. Ini benar-benar keren! Aku disuguhin pemandangan super keren dan udara super fresh. Tebing-tebing, lereng, kebun the, dan… Oops! Gak sengaja mataku menangkap sesosok manusia berjaket hitam lagi berhenti dipinggir jalan, bareng motor dan kawan-kawannya. Tampangnya rada imut dan sedikit preman, muka arab gitu, aku enggak bisa jelasin lebih spesifik karna aku enggak lihat dia dengan jelas. Yang jelas mata kami saling beradu untuk beberapa saat. Swear! Ini bener-bener enggak sengaja! Aku bener-bener enggak sengaja liat cowo arab itu. Sekali lagi, secara gak sadar, aku noleh kearahnya yang masih mematung ditepi jalan ngeliatin bus aku yang mulai menjauh.
         
.:~♥~:.

It’s cause of him

Pelan-pelan kubuka mataku, ragu-ragu kucoba melihat objek yang telah kutabtak -atau menabrakku- . Dari style pakaiannya sih, murid juga. Fyuuh…jadi lumayan lega. Tappiii,,, siapa ya? Loh, kok aku jadi dag-dig-dug.
Siapa sih? Eh, pake topi, mukanya enggak kelihatan. Siapa sih? Eh, noleh..

“UKYAAAA…!!!!! SETAAAANNNN…!!!”

“Setan, setan, elo tu yang setan! “ dia memukul kepalaku “makanya melek dong!”

“Eh,,, Gilang, maaf ya?”

“Maaf, maaf. Enak banget elo minta maaf.”

“Aku kan enggak sengaja,,,”

“Makanya dong, kalo jalan pake mata, melek! “

“Udah dong Lang, Tara kan udah minta maaf” Chika datang membela. Oh, Thank God, thanks Chika,,

“Tapi Ka..”

“Udah, pergi yuk Ra,” Chika menarikku pergi.

Kami diam beberapa saat, berjalan beriringan menuju taman belakang. Wajah Chika tak secerah pagi yang hangat. Tiba-tiba mukanya suram, apa karna Gilang?

“Kamu kenapa Ka?”

“Eh? Enggak knpa-knapa kok..” Chgika tersenyum, maksa.

“Udah lah, crita aja, knapa, ga usah pake senyum enggak ikhlas kaya gitu, maksa banget, gak enak lagi.”

“Kamu nih!” Chika mencubit lenganku.

Aku nyengir. Chika tiba-tiba berubah 360 derajat. Dia memainkan jari-jarinya, matanya menatap langit, seakan menonton film masa lalunya. Aku diam. Kami diam beberapa waktu, tak berkata apa-apa, sibuk dengan pikiran kami masing-masing.

“Kamu,,kenal Gilang?” Chika mulai memecah sunyi.

“Gilang? Bocah yang tadi?”

“Iya, kamu kenal?”

“Enggg… enggak juga sih, cuman tau nama ama kelasnya, kita satu tim di jurnalis..”

“Ohh…”

“Emang kenapa?”

“Enggak, cuman nanya aja.”

“Tapi kayaknya enggak gitu deh. Dia,,, Gilang itu siapa kamu? Kamu kenal kan?”

“Yah, temen SMP aku.”

“Wah,,, berarti kamu kenal dong.”

“Gitu deh…”

“Gilang nyebelin banget ya?”

“Nyebelin gimana Ra?”

“Yaa,,, gitu. Sok cakep, sok keren, sok cool, pokoknya nyebelin deh!”

“Masa sih? Emang iya ya? Kayaknya enggak juga deh. Kamu belum kenal aja siapa Gilang.”

“Emang sih,,, tapi ga kenal juga nggak masalah, aku males kenal sama orang aneh kaya dia. Heran deh, kok ada ya cewe yang suka sama dia? Heran deh!”

“Ahahaha… kamu lucu Ra!”

“kenapa?”

“kayaknya benci banget sama dia, awas loh, ntar bisa-bisa benci jadi cinta.”

“WHAT?! NO WAY ! THAT’S IMPOSSIBLE!!!”

“Anything possible Ra!”

Aku cemberut, ngambek, persis kaya anak kecil. Chika menarikku, “Udah, gak usah ngambek, ayo jalan, bentar lagi busnya mau berangkat.” Aku mengangguk. Akhirnya tanpa ba-bi-bu aku ngebuntut dibelakang Chika. Diam. It’s-cause-of-him.


.:~♥~:.

et School

“Hoaaaammm…” aku menguap berkali-kali, maklum, ngantuk euy! Subuh-subuh udah musti kumpul disekolah, mana rumah aku lumayan jauh lagi.

“PAGI RAAAA…!!!!! ”

Aku sedikit melompat karma terkejut dengan tepukan “cukup” keras dibahuku. Siapa sih pagi-pagi begini ngagetin orang? Mo ngajakin berantem apa? Aku menoleh ke yang empunya suara. Chika! Ya, ya, ya, siapa lagi kalo bukan dia. Chika Sagita, penghuni SMU AA yang hobi banget ngagetin orang. Langsung aja aku tampilin ekspresi paling serem, eh, malah cengar-cengir dia!

“Kenapa Chik?” sambutku dengan senyuman yang ME-NU-SUK.

“Eeehh… enggak,,, enggak,,, kok…” Chika salah tingkah.

“Enggak kenapa?” aku berjalan mendekatinya, satu-dua langkah dan kakinya mundur satu-satu. Chika mencoba tuk kabur, tapi tanganku telah beraksi dan Hap! Kudapatkan tasnya.

“Ehehe,,,” Chika cengengesan. Bikin tambah gemes orang aja nih anak!

“Nahh..mau apa sekarang, heh?”

“Mau…mau…mau KABUUURRR!!!!!!” Chika langsung ngeluarin jurus KABUR NO JUTSU andalannya.

“Heeehh,,,, mau kmana Ka?” langsung kubalas jurusnya dengan CUBIT NO JUTSU-ku, tentunya setelah kutangkap dia. Kalian tahu kan, kami lagi kejar-kejaran persis anak kecil. Tiba-tiba…

BRUUKKK!!!
Aww… lenganku sakit, sepert inya tubuhku menabrak sesuatu, umm… kayaknya manuusia deh, siapa? Siapa? Apa jangan-jangan guru?! Mampus gue!

.:~~:.

26 Januari 2010

WaterFallinLove

in this place

I see your face

I hear your voice

I see your smiles

and felt your heart

for the first time
and maybe it the last

but my heart wish
we can meet again

and when that time come,

I'll know your name

and I'll know you more

I wish it can come true..


the wind whispers gently

the bird sing the love song

do you feel what I feel ?

17 Januari 2010

Aku Benci Dia !

Aku bener-bener nggak suka sama dia. Sok cakep, sok keren, sok pinter dan sok kuasa. Ditambah lagi sikapnya yang super dingin, lengkaplah sudah. Heran deh, kok ada sih orang kaya gitu, nyebelin, gunung es jalan, hidup lagi!


Parahnya aku harus satu tim sama dia di OSIS. Oh My God ! Tiap sabtu pasti makan hati ! Kenapa sih ada orang super nyebelin kaya dia? Jadi ketua lagi. Kliatannya sih minta pendapat anggota, tapi pas aku kasih pendapat, eh… malah dicuekin. Seandainya ada award buat kategori ‘pembuat BeTe terbaik’ , aku yakin dia pasti jadi pemenagnya. Untungnya kita cumin ketemu seminggu sekali pas kumpulan OSIS, coba kalo kita temen sekelas, hampir bisa dipastikan aku bakal menderita *lebay*. Kaya hari sabtu kemarin, dia dengan entengnya nyuruh aku ngerjain tugasnya, mau nggak mau aku harus ngelembur ngerjainnya demi kelangsungan madding. Maklum, rubric ini paling ditunggu^^ sama pembaca kita.


“Lang, artikel buat edisi minggu depan udah siap kan?” tanyaku sebelum semua anggota berkumpul.

“Artikel apaan?” Jawabnya ketus. Sebeeelll !!!!

“Artikel buat madding minggu depan itu loh, kamu udah siapin?”

“Oh…” Gilang ber-Oh ria, “emang deadlinenya kapan?”

Ampun dah, nyantai amat nih bocah?! Mukanya Innocent lagi!

“Lang, kamu lupa ya? Deadlinenya kan minggu ini, kamu sendiri kan yang bilang?”

“Wah, sorry Ra, gue lupa. Elo bagian publikasi kan? Tolong elo bikin aja rubrik bagian gue, laen kali gue yang kerjain tugas elo. Okay?”

“Ta-tapi …”

“Makasih ya…” Gilang berlalu meninggalkanku. Huh! Rasanya ingin kutonjok mukanya. Sabar, sabar…

.:~~:.

Triagler


kimi wa dare to kisu wo suru
watashi soretomo ano ko
kimi wa dare to kisu wo suru
hoshi wo meguru yo junjou


yowamushi nakimushi tsurete
mada ikun da to omou watashi
aisuru yori motomeru yori
utagau hou ga zutto tayasui jibun ga kuyashii


itai yo
mikata dakedo aishitenai toka
mamoru dakedo soba ni irenai toka
nigai niritsuhaihan
imasugu tacchimi-
unmei naraba tsunagasete


kimi wa dare to kisu wo suru
watashi soretomo ano ko
kokoro yurasu kotoba yori
musekinin ni daite genkai


mousou wo sabaku okite
ushiro kara keriagetara
mukidashi no koi ni yoroketa
kokyuu dake de seiippai
mukae ni kite oboreteru kara


itai yo
maemuki na uso ma ni ukeru nowa
waratteru koe segamenai kara
mirai moteamashita
imasugu hold me
risei nante oshitaoshite


kimi wa dare to kisu wo suru
watashi soretomo ano ko
namida marude yakutatazu
hoshi wo kakeru yo junjou


kimi wa dare to kisu wo suru

kimi wa dare to kisu wo suru
watashi soretomo ano ko
tatta hitotsu inochi wo tate ni
ima furikazasu kanshou

14 Januari 2010

No Title

Friday morning, I reached my school at about six-fifteen. There’s still wasn’t anyone there. I walked to my classroom calmly. The door still closed, I opened is slowly. I saw him in the corner, reading a book. I sat on my chair and open my chemistry book. We have a test today and I’d better to study. I read it till he surprised me. He sat in front of me. I looked at him, and he gave me his best smile. You know, He always look so cute every time He smiling.

“ So, what is smile for? Something funny?” I asked him fiercely .

“uh.. nothing.” He answered.

“So, what’s wrong?” I asked him with my straight face.

“Just wanna say Good Morning ”. He answered and now with wider smile. I was a bit annoyed by his smile.

I sighed, stand up and walked out the class.

“Wait a minute!” He stopped me.

“What’s up?” I ask angrily.

“We need to talk.” He looked through the door.

“About what? We have no thing to talk.” I looked at his face, his eyes said “I’m sorry”.

“ Are you angry with me?”

“Nope.” I looked through the door, I still angry cause he break his promise to come to Lucy’s Birthday party, I know he didn’t wanna meet Lucy, his former girlfriend, “ May I go?” I asked.

“I want to talk with you, do you free this afternoon?” He looked at me.

“Yeah,”

“Good. I’ll wait on the hill behind school at 4.30.” He raised my hand, “ I hope you’ll come.” He let go off my hand and walk out. I was surprised and a bit curious with it.

4.30 pm.

I go to the hill behind the school, I saw he was standing on the top of hill, under a big tree. He was playing his violin, I can felt that He was crying. I felt a sadness around there. I don’t want to disturb him, I turned around and walked but his hand stopped me.

“ Don’t leave..” he hold my hand. I turned back and looked at his face, there’s a warm smile and made me felt safe.

“I wanna show you something.” He took me by the hand and we walked to the top of hill.

I was surprised when we reach the top. I can see the village clearly. I saw the mountain as a background of the village. The wind blew gently. I closed my eyes and felt the fresh air. I opened my eyes and looked at him, he was looked at me for long time, my face was blushing when he smiles to me. I was nervous a little.

“What’s wrong?” I asked him fiercely, hide my nervous.

“Uh, nothing. You’re look so beauty today,” He tried to hide his smile.

“ Really? So, what’s the meaning of that smile? Huh?” I started to attack him. He stay calm.

“Do you like this place?” He asked me.

“Yeah,” I answered fiercely, “ So, what do you want?”

“Uh, well…” He sighed.

“ Can you look at that place?” He pointed toward my home.

“Yeah.., I can see it clearly.”

“Do you know that place?” He asked me.

“Of course ! That’s my home!” I started angry.

“Ok... Ok…, you know, I can see what happened on your backyard from here.

He’s right, I can see my sister playing there.

“So?” I asked angrily.

“You know, I always standing here every day to watch what are you doing.” I looked at him, He still looked at my house.

“W-WHAT?! What do you want? Hah?” I was so angry, I wanna hit him.

“Calm down, I just watch you.” He tried to calm me down.

“What for?” I still angry.

“Cause I can see you for long time? Don’t you know that I always care of you everytime ?!” He said with angrily, but I know he just bluffing.

“Hey, what’s wrong with you?!” I getting cooler.

“Don’t you know that I always care with you? Don’t you know that I always missed you? Don’t you know that I really loved you? Don’t you know that I cant live without you? Hah?”

“W-what..” I’m speechless.

“Why you never try to listen to me? I always try, and you never give me a chance.” He sat under the tree, playing with his finger.

“What do you mean?” I sat beside him. I still can’t believe what I heard, but I still calm.

He looked at me, looked my eyes and said, “ I love you, Claire..”

I said nothing, looked at sky, it look so clear, the clouds playing around, want me to say “Yes Va, I love you too..”. The wind blew gently.

“Claire…” He called me.

“What?” I looked at him, smiling gently.

“You mad?” He looks so afraid.

“Nope.” I said fiercely.

“I-I’m sorry Claire, I didn’t mean that thing, I ..”

“Sssh…” I put my finger on his lips. “Don’t say anything, Va. Look at that cloud, Isn’t look so beauty?”

We gazed at the clouds in the sky. They looks so beautiful when they reddish. The wind whispers gently make me felt peaceful.

Lightlantern

11-01-2010

===============================================================This is my first short story in English. I’m sorry if this story not interested anymore and cause my English is not good, I know there’s so much mistake –especially in grammar- hope you can correct my mistake and give me suggestion.

Thanks for read it . .

Ini cerpen pertama –dari sekian banyak cerpen- Aya yang jadi, gat au kenapa yang jadi malah yang pake bahasa inggris, padahal bahasa inggris Aya berantakan. Jadi, kalo banyak kesalahan dan ceritanya ga asik mohon maaf, soalnya Aya baru belajar,,,

Mohon Kritik dan Sarannya ya..